This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 07 Maret 2015

Ternak Blog

Sangat direkomendasikan antara blog GA dengan blog Yllix dipisah, terutama GA ga mau dimadu :D
Sejak mengenal Yllix baru ada 2 blog yang saya pelihara. Konsep yang dibangun adalah kualitas sehingga memungkinkan kalau blog sudah bertelur tidak lagi diurus meskipun sebetulnya itu kurang bagus tapi itulah pengalaman saya. Beberapa konsep sudah diposting di awal, silahkan buka dan baca lagi.
Blog yang pertama tentang edukasi, umurnya baru 28 hari dengan postingan agak banyak sih tapi sekarang belum pernah posting lagi.
Blog yang kedua tentang movie, umurnya baru 10 hari dengan postingan awal 14 posting, sekarang belum pernah posting lagi.
Kalau konsep kualitas maka yang dipakai adalah berakit-rakit ke hulu berenang ketepian. Cari niche atau keyword yang banyak dicari, buat postingan yang bermanfaat minimal 400 kata, dampingi dengan template yang responsive, insyallah hasilnya cetar membahenol :D
Seandainya dari ternak 1 blog dapat $1 per hari, kita buat aja 10 blog atau bahkan 100 blog. Tapi emang gampang sih kalau bicara, actionnya yang susah. Ingat blog gratis ya, jadi silahkan mau buat berapa blog pun sesuka hati dan berekperimen lah. Jangan mau serba instan, hargailah proses. Insyallah suatu saat "Kapipit hasilna, Kaala buahna" amiin ...
Blog ke-1
Blog ke-2


 Jangan cuma dilihat, praktek lebih baik. Silahkan buat akun histats dan simpan script kodenya di blog agar kita bisa memantau perkembangan blog, tutorialnya sudah cukup jelas di atas.

Ciamismart Is The Best

 

   Hai guys ,,, Pernah mendengar istilah Ciamismart ?? Hmmmm apa yah ? Nih saya perlihatkan :

           
         Ciamismart.com merupakn situs pembelajaran secara online yang bertujuan untuk memudahkan siswa-siswi dalam mencari materi dan informasi. Pendiri Ciamismart.com ini adalah salah satu guru yang mengajar di SMA Informatika Ciamis yaitu Bapak Agus Irawan, Ada beberapa fitur yang dikursuskan dalam situs ini diantaranya :
  • Seni Budaya
  • Ekonomi
  • Sosiologi
  • Sejarah
  • Geografi
  • Kimia
  • Fisika
  • Biologi
  • Kewirausahaan
  • Penjakes
  • B.Inggris
  • B.Indonesia
  • Matematika
  • PKN
  • PAI
  • Pemograman Web   
          Setelah kita mengetahui situs Ciamismart kita bisa login dan ikut bergabung caranya :
1. ketik di adress bar http://ciamismart.com/ maka akan muncul tampilan seperti ini.

 
2. Klik "login" pada menu kanan atas, kemudian isi nama user name(menggunakan nama asli dan tidak menggunakan tanda space) dan password. lihat contoh dibawah ini :
3. kemudian ubah fropil anda sesuai apa yang diinginkan. lihat contoh dibawah ini :



SELAMAT MENCOBA dan SELAMAT BERGABUNG dengan kami :)
CIAMISMART IS THE BEST


Jumat, 19 Desember 2014

Surat Sahabat

Alkisah, siang yang terik di sebuah perempatan jalan raya sebuah kota besar. Putra yang sedang berkendara, melihat lampu diperempatan jalan berubah dari kuning ke merah. Bukannya melambatkan laju mobilnya, dia malah ’tancap’ gas. Ia tahu, lampu merah di persimpangan itu biasanya menyala cukup lama. Keengganannya menunggu membuatnya nekad menerobos lampu lalu lintas.
Pelanggaran yang dilakukan pun segera menuai reaksi dan terdengar suara peluit keras sekali.
“Priiiiiiitttt!” Seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti.
Dengan hati mengumpat jengkel, Putra menepikan kendaraannya. Dari kaca spion, ia memperhatikan polisi yang mendatanginya. Wajahnya familiar.
“Ah, itu kan Andi, teman SMA-ku dulu!” Putera merasa lega, segera turun dari mobil dan menyambut Andi layaknya teman lama. 
“Hai, Andi. Apa kabar? Senang sekali bisa ketemu kamu lagi! Maaf nih, karena lagi buru-buru, aku terpaksa menerobos lampu merah.”
“Halo Putra,” sapa Andi.
Namun, dengan wajah serius dan tanpa senyuman di wajahnya.
“Aku mengerti. Tapi Put, jujur aja, kami sering memperhatikan kamu melanggar lampu merah di persimpangan ini.”
“Oh ya?” Putra memasang tampang kurang senang. “Kalau begitu, silakan tilang saja!” 
Dengan kasar, Putra menyerahkan SIM-nya kepada Andi dan masuk ke mobilnya sambil membanting pintu. Melalui sudut matanya, Putra memperhatikan Andi menulis. Hatinya jengkel, mengingat perlakuan teman lamanya yang dirasanya kurang simpatik itu.
Tak lama, Andi menghampiri mobil Putra dan Putra pun menurunkan kaca jendela sedikit, mengambil kertas yang diselipkan melalui celah sempit itu, dan melemparnya begitu saja ke atas dashboard mobil. Andi sempat tertegun melihat kelakuan teman lamanya itu.
Setelah tiba di tempat tujuan, sebelum turun dari mobil, Putra mengambil kertas dari Andi. Tiba-tiba, ia menyadari SIM-nya terselip di situ. Dan kertas yang dikiranya surat tilang ternyata adalah secarik surat untuknya.
Sambil terheran-heran, ia segera membaca isi surat Andi.
“Putra, mungkin kamu masih jengkel ya.  Aku mau berbagi cerita.  Dulu, aku punya seorang anak perempuan. Sayangnya, dia meninggal, tertabrak seorang pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Orang itu dipenjara selama beberapa bulan dan setelah masa tahanannya berakhir, ia bisa bertemu dan memeluk anak-anaknya lagi. Sedangkan, anakku satu-satunya sudah tiada. Mungkin kamu berpikir pelanggaran lalu lintas sebagai hal remeh. Namun bagiku, pelanggaran semacam ini adalah hal besar yang mempengaruhi seluruh kehidupanku. Aku harap kamu berhati-hati dalam berkendara. Semoga selamat sampai di tujuan. Salam, Andi.”
Putera terhenyak. Matanya berkaca-kaca, ada rasa sedih dan sesal di situ. Ia berjanji dalam hati akan meminta maaf kepada Andi dan sejak saat itu akan berhati-hati dalam berkendara.
Sahabat Pustaka Seni yang Bijaksana,
Sering kali ketidak hati-hatian kita dalam bersikap bisa menyebabkan celaka bagi orang lain. Saat itu terjadi, yang tersisa hanyalah kesedihan dan penyesalan. Mari tingkatkan kewaspadaan kita dan lebih berhati-hati dalam bersikap, untuk menghargai kehidupan kita sendiri dan orang lain.Salam 
 
~~~THE END~~~

Pertemanan Itu Adalah Segalanya

Teman adalah segalanya karena teman kita bisa meminta pertolongan dan kita adalah manusia biasa yang tidak bisa hidup tanpa orang lain kita itu hidup berdampingan, walaupun ada cacian ada fitnahan dan ada kesalah pahaman tetapi jika kita menjalani itu semua dengan hati sabar, ikhlas dan dengan senyuman kita pasti akan menjadi pribadi yang baik. Seperti lagunya JKT48 yang berjudul

Yuuhi wo miteruka (apakah kau melihat mentari senja?)

Namaku cindy yuvia aku adalah orang yang miskin/kurang mampu dan di waktu dilahirkan aku pun dalam keadaan keluarga yang miskin/kurang mampu, aku sekolah di SMAN 48 jakarta dan di sekolah aku adalah anak yang pendiam karena aku malas berbicara apalagi berbicara yang kurang baik. Sejak kecil aku selalu diajarkan oleh orangtuaku untuk berbuat baik dan selalu sabar dalam menjalankan hidup ini dan selalu memaafkan kepada orang lain dan kepada orang yang telah menyakiti kita sekalipun.

Pagi hari jam 6 pagi aku sudah berangkat ke sekolah, karena letak sekolahku yang agak jauh yaitu sekitar 6 km, aku memakai sepeda disaat berangkat sekolah, aku sengaja berangkat pagi-pagi kerana aku tidak mau terlambat di sekolah

Bel pun berbunyi tanda masuk sekolah aku dan kawan-kawan masuk ke kelas dengan antusias dan rapih. Ibu guru memasuki ruang kelas dan tidak lupa mengucapkan salam "assalamualaikum anak-anak" ucap ibu guru disaat masuk kelas "walaikumsalam" ucap serentak siswa-siswi. Di hari itu juga di sekolah sedang mengadakan UAS (Ujian Akhir Semester) aku dan kawan-kawan berharap semoga saja ujian saat itu mudah dikerjakan. "Woy nomor 14 apa jawabanya" ucap temanku yang bernama dessi" karena mencontek itu tidak boleh aku pun tidak memberikan jawabanya ke dessi, lalu dessi pun ngambek karena tidak diberi jawabanya. Singkat cerita waktu ujian pun telah selesai siswa-siswi mengumpulkan hasil ujianya, ternyata dessi pun memandang wajahku dengan tajam dan penuh amarah, aku pun menanggapi itu dengan senyuman. Disaat pulang sekolah desi dan teman-temanya merencanakan sesuatu, dan ternyata sepedahku dikempesin pada akhirnya aku pun pulang sekolah dan mendorong sepedaku sampai rumah, capek juga sih tapi aku tidak merasa dendam sama sekali pada dessi dan teman-temanya.

Waktu pun berlalu dengan begitu cepatnya yang tadinya siang ke malam sekarang tidak terasa sudah pagi lagi. Seperti biasa di pagi hari saya beranggkat sekolah dengan menggunakan sepeda karena sepedahku sudah aku kompa. Setiba di sekolah aku diledekin sama semua teman karena kemarin saya pulang sekolahnya mendorong sepedaku. Hati ini sakit tetapi aku hanya menyimpanya di dalam hati saja. dan bel pun berbunyi semua siswa-siswi masuk ke kelas, ternyata di kelas ada yang kehiilangan handphone yaitu sisil, dan guru pun menggeledah satu persatu siswa-siwi ternyata hal yang tak kuduga pun terjadi ternyata handphone sisil ada di tasku entah siapa yang memasukanya atau ada yang sengaja akhirnya aku pun menjadi tersangka dan aku pun dibawa oleh ibu guru ke kantor untuk menjelaskan semua ini, setiba di kantor saya menjelaskan semuanya tapi ibu guru tidak percaya pada semua penjelasanku akhirnya aku pun dikeluarkan dari sekolahan itu. Aku sangat sedih dan aku pun takut untuk bicara pada ayahku. Tanpa pikir panjang aku pun pulang dengan hati yang sangat berat dan setiba di rumah aku pun menjelaskan semua ini pada ayah dan ibuku. "Sudah, yang sabar ya pasti semua ini ada hikmahnya, ayah akan menjelaskan semua ini ke ibu guru" ucap ayahku. "terimakasih ayah" ucapku.

Keesokan harinya ayah pun menjelaskan kejadiaan ini ke pihak sekolah setelah menjelaskan semuanya akhirnya aku pun tidak jadi dikeluarkan dari SMAN 48 jakarta. Hati ini senang sekali saat aku mendengar kabar itu dan sekarang aku pun bisa bersekolah lagi. Singkat cerita aku pun sudah di sekolah dan berkumpul dengan teman di sekolah dan aku pun menjelaskan kejadian ini kepada sisil yang kehilangan handphonenya. "Sil sebenarnya yang ngambil dompetku itu bukan aku. aku difitnah ada yang sengaja memasukanya ke dalam tasku" ucapku "oh ya aku minta maaf ya karena aku sudah menilaimu yang tidak-tidak dan seharusnya hal ini tidak terjadi" ucap sisil. Di kejauhan ada dessi dan teman-temanya sepertinya dia tidak suka dengan kembalinya aku di sekolahan. Aku pun menghampiri desi dan teman-temanya untuk berteman lagi tetapi mereka tidak mau dan mereka pun pergi meninggalkan ku dengan wajah yang cuek. "Aku tidak akan menyerah untuk bisa kembali berteman dengan dessi seperti dulu lagi" ucapku di dalam hati.

Dengan tidak disangka ibu guru dan lainya menyelidiki siapa yang memasukan handphone ke dalam tasku, ternyata pelakunya ketemu yaitu dessi dan teman-temanya karena mereka tidak suka denganku. Akhirnya mereka pun dikeluarkan dari sekolahan, tetapi aku tidak tinggal diam aku kan sudah berjanji kepada diriku sendiri bahwa aku akan mengembalikan pertemanan ini seperti dulu lagi, mungkin inilah saat yang tepat untuk mengembalikan pertemanan kita seperti dulu lagi, lalu aku pun menghampiri ibu guru dan meminta untuk tidak mengeluarkan dessi dan teman-temanya. "ibu guru kenapa dessi dan teman-temanya dikeluarkan?" ucapku "karena mereka sudah memfitnahmu" ucap ibu guru "tidak bu mereka harus tetap bersekolah disini kan sebentar lagi akan UN dan aku tidak mau kalau mereka tidak lulus" ucapku "bukanya kamu hampir saja tidak bisa bersekolah lagi kerena ulah mereka" ucap ibu guru "bu aku sudah memaafkan perbuatan mereka kok dan aku ingin mengembalikan persahabatan kita seperti dulu lagi" ucapku "ya udah ibu tidak jadi mengeluarkan mereka dari sekolahan ini. Dan aku pun merasa bahagia karena mereka tidak jadi dikeluarkan dari sekolahan.

"yuv aku minta maaf ya atas perbuatan semua ini yang telah berbuat tidak baik dan memfitnahmu" ucap dessi "iya yuv aku juga minta maaf" ucap teman-teman dessi. "Ya aku memaafkan kalian kok asalkan kita bisa berteman seperti dulu lagi" akhirnya kami pun berteman dan bersahabat seperti dulu lagi. Singkat cerita aku dan sisil, dessi dan teman-teman pun belajar dengan sungguh-sungguh kami belajar bersama dengan giat karena sebentar lagi akan tiba UN. Waktupun tiba kami semua mengerjakan UN dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh karena kami ingin nilai yang bagus.

Tidak terasa UN sudah berakhir dan tinggal menunggu hasilnya ternyata kami pun mendapat nilai yang bagus dan kami dinyatakan LULUS dari sekolahan.

Pertemanan kita tidak sia-sia walupun banyak perpecahan dan sering kali menggoreskan rasa sakit di hatiku tetapi semua itu sudah kulalui dengan penuh keikhlasan dan berbuah menjadi pertemanan yang tidak terlupakan.

~ SEKIAN ~

Kisah Sahabat

Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi.

Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan.
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Iamendapat keterangan bahwa momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon. Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua.